Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Maulid Pancasila, Melahirkan Harapan Baru Indonesia Bahagia

Masih ingatkan Anda arti dari kata Pancasila?

Ya, bagi Anda yang pernah mengenyam pelajaran PMP atau PPKn waktu sekolah mungkin masih terngiang. Pancasila artinya lima dasar/asas. Bisa juga dimaknai sebagai lima pondasi yang dijadikan landasan para pendiri bangsa untuk membangun Indonesia.

Dari kelima asas tersebut bertumbuhlah rambu-rambu penting yang menjadi petunjuk dalam menuju cita-cita bersama. 

Kita bisa membayangkan betapa jeniusnya para pendahulu kita dalam merumuskan dasar negara ini. Setiap sila tentu memiliki makna tersendiri yang satu sama lainnya saling menguatkan. Dan pada akhirnya pancasila ini cukup mujarab untuk mempersatukan bangsa yang kaya dengan kemajemukkan ini.

Hal ini tentu berkat mujahadah mereka dengan menyelami kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Indonesia. Jadi nilai-nilai pancasila itu tidak berdiri sendiri melainkan kolaborasi dari kemuliaan budaya bangsa. 

Jangankan ruhnya, dari bahasanya pun dapat kita simpulkan bahwa Indonesia itu sebuah persatuan dari kemajemukkan dan akulturasi budaya. Meskipun kata Pancasila berasal dari bahasa sanskerta, namun dalam redaksi setiap sila tidak bisa hanya diwakili dengan bahasa sanskerta saja.

Coba Anda perhatikan redaksi dan makna setiap sila, misalnya:

Sila ke-1 Ketuhanan yang maha esa. Mungkin saja kata-kata dalam kalimat ini berasal dari bahasa Sanskerta seutuhnya. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan. Membutuhkan Tuhan merupakan fitrah manusia. Tidak bisa dipungkiri. Makanya orang yang anti Tuhan, jelas dia bertentangan dengan sila pertama ini. 

Ketuhanan yang maha esa sendiri bagi seorang muslim bisa dimaknai tauhid. Sedangkan tauhid merupakan pelajaran inti dalam tubuh umat Islam.

Sila ke-2 Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga kata dalam sila ini menurut hemat penulis berasal dari bahasa Arab. Manusia berasal dari kata nasiya, insan, annas. Yang memiliki arti dasar lupa. Jadi manusia itu suka lupa. Begitu juga kata adil dan adab terlalu jelas bahasa Arab.

Selanjutnya Sila ke-3 Persatuan Indonesia dan
Sila ke-4 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat/kebijaksanaan dalam permsyawaratan perwakilan serta sila ke-5 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Ada kata rakyat, hikmah, musyawarah, wakil. Semua itu berasal dari bahasa Arab. Jadi, dalam redaksi pancasila sendiri termuat beberapa kata serapan dari bahasa Arab. Ini belum bicara lembaga negara seperti DPR, MPR dll. 

Kondisi demikian menunjukkan betapa ada peran Islam/ulama yang sangat besar dalam menciptakan falsafah hidup bangsa Indonesia. Sehingga tidak salah kalau ada yang mengatkan bahwa Pancasila merupakan hadiah terbesar umat Islam bagi bangsa Indonesia.

Dengan mengambil kebajikan dan kebijakkan lokal yang dilandasi dengan nilai-nilai ajaran agama maka para founding Father telah berhasil menbuat perekat persatuan yang terbukti sakti yaitu Pancasila.

Maka jangan sampai Pancasila hanya dijadikan alat untuk kepentingan sesaat. Namun semestinya nilai-nilai pancasila itu terus digali untuk kemaslahatan. Sehingga bangsa Indonesia menggapai bahagia. Wallahu 'alam.

Cigugur, Kuningan 1 Juni 2019




Posting Komentar untuk "Maulid Pancasila, Melahirkan Harapan Baru Indonesia Bahagia"