Latihan Tadabbur 1
Dunia. Bagai air laut. Semakin banyak diminum semakin terasa haus. Tak ada habis-habisnya.
Semakin diperturutkan nafsunya, semakin tak terkendali. Menjalar ke sana sini, meremukan sendi-sendi keimanan.
Semakin diperturutkan nafsunya, semakin tak terkendali. Menjalar ke sana sini, meremukan sendi-sendi keimanan.
Mengumpulkan haliyah dunia, menghitung hitungnya, menumpuknya, dikira akan mengekalkan hidup, mengabadikan kebahagiaan.
Ternyata menumpuk harta, memperturutkan hawa nafsu, gila dunia hanya akan menghantarkan pelakunya ke jurang neraka yang menyala-nyala tak ada padamnya. Energi panasnya hingga menembus relung-relung hati yang ketika di dunia lupa diri. Berdenyut jantung tak disertai berzkir kepada Alloh yang maha adil. Melainkan denyutan kerakusan, keteledoran, kelalaian mengingat-Nya.
Disangkanya Allah tak melihatnya. Dikiranya Rasulullah tak menyaksikannya.
Meskipun Allah masih memberi tenggang waktu, namun lupa tuk dimanfaatkan. Taubat masih terbuka namun disia-siakan.
Akhirnya tak bisa dipungkiri. Dalam balutan kekalutan dan kedahsyatan neraka. Terjebak dalam lorong sempit siksaan. Sementara diri telah terikat tak berdaya, tak mampu berbuat apa-apa. Terlambat sudah. Tak bisa lagi kembali bertaubat jika sudah sekarat.
Karena itu bagi kita yang masih damai. Bagi kita yang berjiwa tenang. Tangkaplah nasihat dari setiap kisah. Ambillah ibarat dari setiap peristiwa. Intinya dunia ini sementara. Yang Abadi hanya Allah. Bersandarlah sepenuhnya kepada yang Maha Abadi bukan kepada yang nisbi.
Posting Komentar untuk "Latihan Tadabbur 1"