Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mereview Jurnal Rasa Syukur

Mereview Jurnal Rasa Syukur
Setelah Anda mendapatkan kebahagiaan biasanya diikuti dengan rasa syukur yang mendalam kepada Allah Swt. Dan itu merupakan tuntunan ajaran agama Islam. Mungkin juga agama lain pun mengajarkan konsep syukur ini. Namun bagi kita kesyukuran kepada Allah itu bukan amal biasa. Bahkan merupakan faktor "daya tarik" ciri mukmin sejati. Sejatinya setiap mukmin berpegang pada prinsip jika senang bersyukur, jika susah bersabar. 

Selain itu syukur merupakan kunci agar bertambahnya kenikmatan. Sebaliknya jika kita lupa syukur, maka alamat hilang nikmat dan berubah menjadi laknat. 

Bukan hanya itu, bersyukur itu membuat kita lebih bahagia. Karena itu salah satu mentor saya menyarankan agar mengisi jurnal syukur sebelum tidur, agar tidur lebih baik dan nyenyak. Bagaimana caranya? Tuliskan pencapaian-pencapaian yang Anda rasakan setiap hari, sekecil apapun bentuknya. Sebagai contoh misalnya dengan kata-kata, "Saya bersyukur karena...". 

Lebih jelas Darmawan Aji menukil jurnal Applied Psychology: Health and Well-Being (2011) bahwa meluangkan waktu 15 menit untuk menuliskan rasa syukur membuat tidur lebih baik dan lebih nyenyak. Dan bukan hanya itu saja, hasil penelitian menunjukkan kebiasaan bersyukur itu mengandung banyak manfaat, diantaranya:

  • Meningkatkan kesehatan secara umum (Personality and Individul Differences, 2012)
  • Meningkatkan kepercayaan diri (Journal of Applie Sport Psichology, 2014)
  • Meningkatkan empati dan mengurangi agresi. Lebih mudah menerima kritik (Universitas Kentacky, 2012)
  • Meningkatkan kebahagiaan dan mengurangi Depresi (Robert A. Emmons, Ph.D)
  • Meningkatkan ketahanan mental dalam menghadapi masalah (Journal of Personality and Social Psychology, (2003)
Demikian betapa dahsyatnya manfaat bersyukur berdasarkan penelitian ilmuwaan Barat. Apa tah lagi dengan kita yang memiliki konsep Islam, sebagaiman tercantum dalam Al-Qur'an:

﴿ وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ ﴾ ( ابرٰهيم/14:7)

Dan ingatlah pula ketika Tuhanmu memaklumkan suatu maklumat yang dikukuhkan, “Sesungguhnya Aku bersumpah, jika kamu bersyukur atas nikmat-nikmat-Ku kepadamu, niscaya Aku akan menambah kepadamu nikmat lebih banyak lagi, tetapi sebaliknya, jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka pasti azab-Ku sangat berat.” (Ibrahim/14:7)

Sebagaimana kita ketahui berdasarkan pengalaman, dalam sebuah kegiatan akademi, diklat atau sejenisnya seperti PPG ini kerapkali muncul keluhan yang kita rasakan. Baik secara teknis karena kekurangan panitia maupun karena individu peserta sendiri. Kadang emosi menggerutu lebih mendominasi dibandingkan ketenangan dan kesyukuran. Begitulah sifat manusiawi kita sering banyak keluh kesah daripada syukur dan pasrah. 

Pada sejatinya, jika dihitung-hitung dengan konsep jurnal syukur tadi, tahapan ujian yang kita lewati untuk menjadi peserta kegiatan ini jauh lebih banyak yang harus disyukuri daripada diratapi. Coba kita inventarisir rasa syukur dari pencapaian-pencapaian besar mengikuti PPG ini, misalnya:
  • Alhamdulillah saya bersyukur karena masuk long list peserta pre test PPG
  • Alhamdulillah saya bersyukur karena telah lolos syarat administrasi untuk mengikuti pre test PPG
  • Alhamdulillah saya bersyukur karena telah lulus pretes PPG secara online
  • Alhamdulillah saya bersyukur karena telah ada pengumuman lulus pre test PPG
  • Alhamdulillah saya bersyukur karena berkas persyaratan ikut daring PPG sudah oke
  • Alhamdulillah saya bersyukur karena daring PPG dinyatakan lulus, meskipun harus terseok-seok karena system yang tidak berpihak kepada peserta
  • Alhamdulillah saya bersyukur karena sekarang telah menjadi peserta PPG Daljab secara langsung di kampus PPG
  • Alhamdulillah saya bersyukur karena dapat mengikuti perkuliahan dalam keadaan sehat
  • Alhamdulillh saya bersyukur karena... 
intinya banyak sekali yang harus kita syukuri. Oleh karena itu mari kita reorientasikan diri kita agar lebih banyak mensyukuri nikmat Allah Swt yang selalu mengalir tiada henti dari waktu ke waktu. Agar kita termasuk 'abdan syakuro, hamba Allah yang senantiasa bersyukur kepada-Nya. Semoga tulisan ini bermanfaat. 







Posting Komentar untuk "Mereview Jurnal Rasa Syukur"