Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fenomena Mati Muda Cambuk Hati Bagi Kita

Semalam saya tak bisa tidur. Bukan apa-apa sobat, karena siang harinya terlalu lama tidur. Ditambah lagi harus menerapi anak-anak dan istri yang kurang sehat. Oh iya hampir lupa sobat, penyebab kondisi saya ini mungkin juga karena habis menyeruput kopi hitam pahit full segelas saat bersilaturahmi ke orang tua. Dan mumpung lagi susah tidur, sekalian saja saya manfaatkan untuk mencari inspirasi tulisan sambil minum air putih penetralisir kopi hitam.

Dan pada petualangan digital tersebut secara tiba-tiba saya dikejutkan dengan berita duka meninggalnya seorang ustadz yang terkenal di jagat media sosial. Namanya Ustadz Maheer At-Tuwailibi. Innalilahi wa innailaihi rojiun. Beliau telah mendahului kita sobat. Di usia yang masih muda ini Allah menjemputnya dengan wasilah sakit yang dideritanya saat ditahan di Rutan Mabes Polri. Sebagai sesama muslim mari kita doakan ya sobat. Mudah-mudahan ustadz Maheer Husnul Khatimah. Amin.

Selesai mengatasi konflik pagi, saya membuka WA Grup rekan kerja. Dan Subhanallah, di sana pun hari ini ada berita duka. Ayah salah seorang rekan kami yang merupakan tokoh sepuh di wilayah kecamatan Hantara Kabupaten Kuningan juga wafat. Tanpa berpikir panjang, seusai sarapan dan pamit kepada anak, istri dan juga orang tua, saya langsung tancap gas untuk bertakziah.
 
Dalam menyendiri saya jadi teringat percakapan dengan seorang kawan beberapa waktu yang telah lalu. Saat itu tersiar kabar seorang dosen muda meninggal dunia. Beliau merupakan kenalan sesama aktivis dengan teman saya tersebut. Kejadian ini bisa menjadi pesan penting bagi kita yang merasa muda. Bahkan dengan pongah kita bergumam belum saatnya mati. Padahal mati itu tak mengenal usia.

Seperti buah kelapa yang jatuh dari pohonnya. Ada yang sudah tua kering jatuh. Kelapa muda pun jatuh. Bahkan baru keluar dari kelopaknya pun bisa jatuh. Begitulah mati. Tak mengenal berapa usia sobat sekarang.

Dengan peristiwa kematian yang seperti itu hendaknya menjadi pelajaran bagi kita. Selagi hidup yuk sobat, kita manfaatkan jatah usia ini untuk sebanyak-banyaknya kebaikan. Adanya kematian yang misterius ini janganlah membuat kita lemah tanpa semangat. Justru harus menjadi cambuk untuk meningkatkan produktivitas. Hendaknya kita harus produktif berkarya agar menjadi orang yang bermanfaat karena sejatinya hidup kita dikejar oleh bayang-bayang kematian ini.

Yuk sobat kita gunakan faham mumpungisme. Aji mumpung yang positif. Mumpung masih muda sebelum tua, mumpung masih sempat sebelum sempit, mumpung sehat sebelum sakit, mumpung kaya sebelum miskin dan mumpung hidup sebelum mati. Puas-puasin saja untuk kebaikan ya sobat.

Selagi kita ada kesempatan mari jawab tantangan Allah agar kita menjadi hamba yang terbaik amalnya. Karena mati tak menunggu pensiun. Gak menanti kita tua. Karena tidak sedikit saudara kita yang mati pada usia muda. Camkan dalam hati kita sobat untuk berlatih menghadapi kematian dengan selalu mengingat Allah kapanpun dan di manapun. Dan jika sobat saat ini masih bermaksiat, mari sama-sama kita tobat. Agar selamat dunia akhirat.

Dunia yang sesaat ini jangan sampai melenakan kita. Dan alangkah lebih baik jika menempatkannya sekedar bekal untuk ibadah. Dan ibadah sejatinya adalah tugas utama kita mengembara di alam dunia ini sambil menunggu giliran Allah akan menjemput kita jua. Kita mohonkan tiap saat agar beroleh kebahagiaan yang hakiki di sini dan di akhirat sana. Sobat muda, mari kita isi nikmat waktu dan nikmat sehat ini dengan amal yang berkualitas, dan karya yang terbaik sesuai kemampuan sobat. Bukankah sobat selalu ingin tampil menjadi yang terbaik?

Posting Komentar untuk "Fenomena Mati Muda Cambuk Hati Bagi Kita"