Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dagang, Apa yang Kamu Jual?

Dagang, Apa yang Kamu Jual?

Tragedi Cilok Mencolok

"Moal sakali-kali deui meuli cilok ka dinya. Aseum." 

Ini merupakan kutipan kalimat seseorang yang menunjukkan ketidakpuasan konsumen terhadap sebuah produk. Menggerutu. Saya kira wajar saja seorang pembeli mengungkapkan kekesalannya seperti itu. Betapa tidak, dia telah bersusah payah menukar uangnya dengan makanan kesukaan. Harapannya luntur karena kualitas yang diinginkan tak tercapai.

Kejadian seperti ini bisa jadi cambuk pengingat kepada pedagang untuk memperhatikan kualitas dagangannya. Bukankah kita pernah diajarkan oleh guru ekonomi, bahwa pembeli sejatinya adalah raja. Mereka harus dilayani kebutuhannya dengan pelayanan prima.

Dan hukum kausalitas pun akan terjadi dalam dunia muamalah jual beli. Siapa yang melayani dengan baik maka akan dilayani dengan baik pula. Siapa yang menjual kualitas maka dengan sendirinya konsumen pun akan kembali lagi membeli dan membeli. Karena barang yang berkualitas itu ngangenin. Tanpa harus berbusa-busa promosi pun, orang akan semakin banyak yang tau dari mulut ke mulut.

Antara Facebook dan Magnet Rezeki

Meminjam salah satu konten ilmu Magnet Rezekinya Ustadz Nasrullah, bahwa rezeki kita terletak pada kebahagiaan dan kemuliaan orang lain. Jadi, kalau ingin mendapatkan rezeki berlimpah, maka rajin-rajinlah membahagiakan dan memuliakan orang lain. Lebih-lebih lagi orang-orang terdekat seperti orang tua kita.

Di zaman now ini, kita dapat belajar dari kesuksesan orang-orang terkaya di dunia. Sebagai contoh, pencipta Facebook bisa melesat pencapaiannya hakekatnya karena dia membahagiakan orang lain. Konon, pada mulanya dia menciptakan aplikasi jejaring sosial tersebut hanya iseng-iseng ingin meluapkan kekangenan kepada teman-teman sekolahnya. Setelah terhubung, banyak temannya yang merasakan happy. 

Maka dia pun berpikir, mungkin saja semua orang di dunia juga memiliki perasaan sama. Kangen kepada teman-teman masa muda. Maka jadilah Facebook yang seperti sekarang ini. Dan bukan sekadar menjadi media pelepas rindu pertemanan sesama anak manusia. Saat ini Facebook ini justru menjadi mesin uang yang menjadikan penciptanya menjadi orang super kaya di dunia ini.

Dengan demikian, semangat menjual kualitas, membahagiakan, apalagi memuliakan orang lain itu harus terus dipupuk oleh pedagang. Bahkan oleh siapapun. 

"Karena rezeki kita terletak pada kebahagiaan dan kemuliaan orang lain. Meskipun hakikat yang sebenarnya rezeki itu dari Allah SWT."

Oleh karena itu jaga hati konsumen, jaga hati siapapun dengan semangat ingin berbagi kebahagiaan dan kemuliaan seluas-luasnya. Jangan sampai mereka lari berpindah ke toko sebelah karena kita salah pendekatan. Semangat!!! Semoga bermanfaat 👍


Posting Komentar untuk "Dagang, Apa yang Kamu Jual?"