Kebermanfaatan Seorang Santri atau Siswa
gambar ilustrasi ini adalah foto-foto admin kangbani.com bersama anak sulungnya yang lagi mondok di Rimbo dan menjadi cover medsos pondok pesantrennya.
Menjadi seorang pelajar adalah salah satu episode kehidupan terbaik bagi seseorang. Mereka yang saat ini belajar di sekolah, madrasah, pesantren ataupun lembaga pendidikan sejenis lainnya menjadi tumpuan harapan untuk meraih masa depan gemilang bangsa ini. Mengapa? Karena masa depan itu akan berada pada genggaman mereka yang memiliki ilmu dan terus mengupgrade ilmunya setiap saat. Jika kita tidak mengupdate maka hidup kita is dead. Kalimat 'tau-tau' itu sekarang sangat terasa sekali. "Dulu begitu sekarang tau-tau begini". Menunjukkan betapa cepatnya perubahan yang terjadi dalam berbagai bidang. Semua bermula dari penemuan internet, sekarang bermuara pada digitalisasi semua aspek. Bahkan Artificial Intelegence (AI) yang dibuat oleh manusia, nyaris membuat manusia itu bergantung pada yang dibuatnya tersebut.
Akan tetapi apapun perubahan yang terjadi tidak sekonyong-konyong mendestruksi kemapanan yang ada. Alih-alih merepotkan, merusak, memporakporandakan tatanan, justru bisa menjadi peluang baru bagi siapa pun yang 'ngeh' dan cepat tanggap menghadapinya. Dan untuk menciptakan sikap ngeh tersebut diperlukan pembiasaan diri untuk selalu menjadi pembelar tanpa mengenal waktu, usia, situasi dan kondisi. Hadirkan selalu rasa haus ilmu, hiasi diri dengan budi pekerti tinggi, hindari sikap sok pinter, sok jago, sok paling bisa. "Merendahlah dan terus merendah", kalau kata pimpinan tempat saya bekerja. Karena dengan merendah, kita dapat mengukur kekurangan kita dan kelebihan orang lain. Ini menjadi energi tersendiri untuk menjaga kewarasan jiwa, melejitkan potensi diri. Terlebih bagi seorang santri maupun siswa, sikap-sikap tersebut mesti tertanam dalam diri.
Merendah bukan berarti rendah diri atau tidak percaya diri, melainkan sikap budi pekerti sopan santun terhadap sesama. "Silakan raih cita-cita apapun, tetapi jati diri seorang santri harus dijaga dengan baik. Boleh jadi sepanjang siang ke sawah, ke ladang, ke pasar, ke kantor, ke tempat kerja lainnya, namun malam hari bisa berdakwah mengajar ngaji mengamalkan ilmu yang diraih di pondok atau di madrasah". ungkap pimpinan pondok Rimbo saat saya berkonsultasi mengantar keponakan yang izin hendak pindah sekolah. Jadi kebermanfaatan seorang santri atau siswa, ketika ilmu yang didapat dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, baik itu diamalkan oleh diri sendiri, keluarga, bahkan diajarkan kepada umat di lingkungan sekitarnya.
Kebermanfaatan santri/siswa harus dirasakan oleh lingkungan sekitar. Dan dalam meraih kebermanfaatan ini hendaknya jangan menunggu jadi alumni. Tetapi harus 'dilalanyah' dilatih sejak sekarang. Bukan untuk riya, sum'ah, ujub dan sebagainya melainkan menunjukkan diri bahwa santri/siswa ini ada untuk keberadaan mereka. Ketika berlibur nyantri atau berada di lingkungan tempat tinggal, tunjukkanlah identitas Anda dalam shaf-shaf berjamaah, perkenalkan kebolehan anda dalam kegiatan sosial kemasyarakan, berkolaborasi dengan anak-anak muda di lingkungan untuk mewarnai aktivitas yang positif dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakan. Jangan ada ruang kosong karena anda tidak ikut andil dalam kebaikan yang ada di sekitar Anda karena kebermanfaatan anda wajib dirasakan oleh semua. Jadilan agen of change untuk kebaikan seluas-luasnya.
Anda para pelajar, para penuntut ilmu langsung atau tidak langsung telah menginspirasi kaum dewasa untuk 'iri' terhadap semangat Anda untuk terus belajar. Karena kami sadari jika berhenti belajar, apalagi jika merasa sudah pintar itu tanda-tanda ketertinggalan yang nyata. Teruslah menginspirasi kami, kita semua dengan dengan memaksimalkan masa muda Anda dalam bingkai naungan pendidikan hingga menyentuh batas ilmu dan hikmah baik dalam ranah syariat, tharikat maupun hakikat. Karena YAKIN ilmu Allah itu luas, sementara yang sedemikian luas bagi kita, itu baru sedikit bagi Allah Al-Alim yang Maha mengetahui.
(Blog kangbani.com ini dilestarikan merupakan upaya sekemampuan penulis untuk menjaga kewarasan menulis manual di tengah gempuran AI yang menawarkan hasil tulisan serba instan. Karena menulis bagi kangbani, bukan sekedar menulis biasa, tapi sebuah terapi hati untuk kesembuhan jiwa raga. Sabisa-bisa nulis apa saja agar terbiasa)
Posting Komentar untuk "Kebermanfaatan Seorang Santri atau Siswa"